Machiavelli
menaruh perhatian besar pada masalah-masalah kemiliteran karena dia merasakan
pengaruh masalah ini pada perkembangan peristiwa-peristiwa politik umumnya.
Dalam buku-bukunya, seperti “Tata cara Perang”, “Principe”, Discorsi”,
Machiavelli meninjau sekaligus menkritik lembaga-lembaga militer di jamannya.
Ketiadaan
hubungan antara system politik di Italia dan alat kemiliteranya benar-benar
disadari oleh Machiavelli. Ada satu
doktrin fundamental yang tidak benar, dimana orang-orang Italia menjalankan
perang-perang mereka. “Tidaklah bisa
dinamakan perang jika didalamnya orang tidak saling membunuh, kota-kota tidak
dirampoki, atau jika wilayah-wilayah tidak hancurkan.”
Dalam
doktrin tersebut, penghancuran Negara musuh menjadi target utama dari sebuah
perang dan dalam perjuangan semcam itu apa saja diperbolehkan. Machiavelli pun
mengomentari doktrin tersebut. Ia pun berkata, “Jika dia bisa menang dengan
tipu muslihat dia tidak pernah berusaha untuk menang dengan jalan kekerasan,
karena dia berpendapat bahwa kemenanganlah yang akan membawa kejayaan bagi
pemenangya, bukan cara mendapatkan kemenangan itu”.
Machiavelli
berpendapat bahwa perhatian seorang jenderal tidak boleh terbatas pada
tindakan-tindakan militer semata. Seringkali, Machiavelli dikecam karena
pandanganya yang seolah-olah keliru terhadap pentingnya penemuan artileri dan
karena meremehkan peranan uang dalam perang. Padahal, Machiavelli melihat itu
hanya salah satu bagian dari masalah umum tentang perang.