Social Icons

Pages

Tampilkan postingan dengan label Nicolo Machiavelli. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nicolo Machiavelli. Tampilkan semua postingan

Kamis, 30 Oktober 2014

Teori Mengenai Perang menurut Machiavelli




Machiavelli menaruh perhatian besar pada masalah-masalah kemiliteran karena dia merasakan pengaruh masalah ini pada perkembangan peristiwa-peristiwa politik umumnya. Dalam buku-bukunya, seperti “Tata cara Perang”, “Principe”, Discorsi”, Machiavelli meninjau sekaligus menkritik lembaga-lembaga militer di jamannya.

Ketiadaan hubungan antara system politik di Italia dan alat kemiliteranya benar-benar disadari oleh Machiavelli.  Ada satu doktrin fundamental yang tidak benar, dimana orang-orang Italia menjalankan perang-perang mereka. “Tidaklah bisa dinamakan perang jika didalamnya orang tidak saling membunuh, kota-kota tidak dirampoki, atau jika wilayah-wilayah tidak hancurkan.”

Dalam doktrin tersebut, penghancuran Negara musuh menjadi target utama dari sebuah perang dan dalam perjuangan semcam itu apa saja diperbolehkan. Machiavelli pun mengomentari doktrin tersebut. Ia pun berkata, “Jika dia bisa menang dengan tipu muslihat dia tidak pernah berusaha untuk menang dengan jalan kekerasan, karena dia berpendapat bahwa kemenanganlah yang akan membawa kejayaan bagi pemenangya, bukan cara mendapatkan kemenangan itu”.

Machiavelli berpendapat bahwa perhatian seorang jenderal tidak boleh terbatas pada tindakan-tindakan militer semata. Seringkali, Machiavelli dikecam karena pandanganya yang seolah-olah keliru terhadap pentingnya penemuan artileri dan karena meremehkan peranan uang dalam perang. Padahal, Machiavelli melihat itu hanya salah satu bagian dari masalah umum tentang perang.

Dalam bukunya, di salah satu bab yang berjudul, “uang bukanlah jiwa dari peperangan walaupun umumnya dianggap demikian”, dia menarik kesimpulan bahwa, masalahnya bukan terletak pada emas, tetapi pada kualitas prajurit-prajurit militer. Sebab kesuksesan mereka tergantung dari kualitas prajurit tersebut. Baginya, prajurit-prajurit bagus tidak akan sulit mendapatkan emas, sedangkan belum tentu emas dapat membeli prajurit-prajurit berkualitas baik seperti ini.

Militer dan Kedaulatan Negara




Tanpa kekuatan militer yang memadai kedaulatan suatu bangsa akan terancam bahaya. Kita tahu sendiri, sebuah wilayah negera membutuhkan pasukan-pasukan untuk menjaga garis-garis perbatasan agar orang-orang asing atau tepatnya prajurit-prajurit asing yang ada di negara tetangga tidak bisa masuk dengan sembarangan ke dalam wilayah Negara.

Tentunya kita masih ingat dengan santernya berita mengenai patok-patok perbatasan di Kalimantan yang dipindah secara diam-diam oleh warga-warga Negara Tetangga, kan? Ketika militer suatu negara dipandang rendah atau bahkan dianggap tidak mampu, maka itu bisa berimbas pada kedaulatan negara itu sendiri. Dengan mudah negara-negara lain akan mencuri, melanggar batas-batas negara, atau bahkan secara terang-terangan bisa mengagresi negara tersebut kalau Negara tidak bisa melindungi dirinya sendiri.

Machiavelli, yang memiliki nama lengka Nicolo Machiavelli, seorang filsuf politik di era renaisance Italia, dalam bukunya  “Principe” menulis, “Tidak mungkin ada hukum-hukum  yang baik, jika tidak ada senjata-senjata yang baik dan dimana ada senjata-senjata yang baik, disitu ada hukum yang baik.” Lebih jauh dia menasehatkan, “seorang raja , tidak boleh mempunyai tujuan atau pikiran lain, atau mempelajari sesuatu yang lain, kecuali perang dan organisasi serta disipilinya.” Bukunya “Discorsi” juga membahas pikiran yang sama, di mana dia menarik kesimpulan, “dasar suatu Negara-negara  adalah suatu organisasi militer yang baik.”

Mengapa Machiavelli sampai mengatakan hal seperti itu?
Pengalaman hidupnya telah memberi banyak pelajaran. Dia menyaksikan sendiri kotanya kehilangan kemerdekaan karena kegagalan organisasi militernya. Dia juga melihat sendiri Italia jatuh dari Negara yang merdeka menjadi Negara yang dikuasai tentara-tentara asing. Hanya seorang pemikir yang tajam, mampu melihat hubungan antara perubahan yang terjadi dalam organisasi militer dan perkembangan-perkembangan revolusioner dalam kehidupan social dan politik. Bagi pemikir biasa hubungan antara sebab dan akibat dalam kemajuan-kemajuan militer hanya sebatas tentang ditemukanya bahan peledak, senjata api, dan artileri semata.

Machiavelli menaruh perhatian besar pada masalah-masalah kemiliteran karena dia merasakan pengaruh masalah ini pada perkembangan peristiwa-peristiwa politik umumnya. Dalam buku-bukunya, seperti “Tata cara Perang”, “Principe”, Discorsi”, Machiavelli meninjau sekaligus menkritik lembaga-lembaga militer di jamannya.
 
 
Blogger Templates