Social Icons

Pages

Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Oktober 2014

Mie Kopyok



Pernah dengar nama Mie Kopyok? Mungkin belum pernah dengar. Sudah bisa membayangkan seperti apa bentuk mie kopyok itu? (Tolong jangan dibayangkan kalau mie kopyok itu sejenis dengan Mie yang di-kopyok-kopyok, ya. Itu beda.). Mie Kopyok atau bisa juga disebut sebagai Mie Lontong merupakan salah satu kuliner yang ada di Semarang. Kata kopyok sendiri merupakan istilah karena cara memasak mie-nya yang harus di-kopyok lebih dahulu sebelum dihidangkan.

Makanan yang terdiri dari bakmi yang kelihatan seperti bakmi jawa, tauge atau kecambah, tahu, dan lontong ini merupakan penganan yang enak dimakan, terutama saat lapar. Cara membuatnya mudah saja. Tauge dan bakmi direbus secara bersamaan, lontong dipotong-potong kecil bersama tahu, setelah tauge dan bakmi matang, langsung saja ditarung ke atas potongan lontong dan tahu. Baru tambahkan bumbu, kerupuk gendar, kecap, dan bagi yang doyan pedas, tinggal diberi ulekan lombok setan.

Dulunya, mie kopyok merupakan penganan atau dianggap sebagai jajanan saja. Pada era tahun 70-80an, kebanyakan penjual mie kopyok menjajakan dagangannya dengan cara dipikul berkeliling. Namun, semakin lama, sekarang bisa ditemukan beberapa penjual mie kopyok yang menetap di salah satu tempat. Selain itu, makanan ini yang dulunya makanan ringan sekarang bergeser menjadi makanan utama yang disantap oleh masyarakat.

Harga seporsi mie kopyok bisa dibilang murah. Di pedagang keliling, biasanya sepiring mie kopyok biasa dijual sekitar Rp 7000 – Rp 8000. Rekues lontong 1, hanya menambah sekitar 1000-an. Rasanya pun mantap, antara manis dan gurih.

Lontong Tahu Gimbal



Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata Gimbal? Pasti yang terbayang adalah rambut gimbal dan mungkin saja dataran tinggi Dieng. Namun, Gimbal yang ini jauh berbeda dari gimbal yang ‘itu’. Ini bukan rambut, melainkan makanan. Di Semarang, Gimbal merupakan sejenis kerupuk udang. Kerupuknya berbeda dari kerupuk yang keras dan ‘kriuk’, gimbal memiliki tekstur yang agak tebal tapi tak setebal bakwan, dan... benar-benar ada udangnya di kerupuknya, jadi udangnya tidak melebur jadi satu dengan tepungnya.

Racikan lontong tahu Gimbal cukup sederhana. Makanannya terdiri dari lontong, kol segar, tahu, tauge (jika ada), seledri, gimbal, telur, kemudian bumbu kacang. Makanan khas kota Semarang ini paling mudah dijumpai di Taman KB dan sekitarnya. Harganya cukup bervariasi antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Walau semua terlihat sama, tetapi rasa yang tercipta dari tiap-tiap pembuat bisa terasa sangat berbeda.

Racikan bumbu dari tiap-tiap penjualnya ini yang membuat rasa tiap lontong tahu gimbal yang berbeda-beda. Di Taman KB sendiri, lontong tahu gimbal yang paling terkenal adalah lontong Tahu Gimbal Pak Edy. Sementara, ada lagi lontong tahu Gimbal di daerah plampitan bernama Lontong Tahu Gimbal Pak Man. Jika memilih makan Tahu Gimbal di taman KB, jangan lupa memesan es campur atau es duren juga. Makan tahu Gimbal kurang lengkap rasanya kalau tanpa itu.





Kamis, 16 Oktober 2014

Pembuatan Cokelat (2)


Langkah selanjutnya setelah dipanggang, biji cokelat masuk ke proses pemisahan cangkang dan inti biji (nibs). Biasanya cangkang yang setengah hancur itu akan terpisah dalam proses pengayaan. Kemudian, dalam bentuk setengah hancur, inti biji coklat (nibs) digiling halus. Akan lebih bagus kalau alat penggilingnya adalah batu. Nantinya dari hancuran massal ini berupa cairan coklat yang kental.

Cairan cokelat kental berupa pasta tersebut kemudian ditambahi susu dan gula untuk menambah rasa. Dari pasta berasa agak manis tersebut, masuklah ke proses pengadukan. Proses ini sekaligus untuk mengurangi keasaman. Selama tiga hari, pasta berasa tersebut diaduk nonstop hingga mengeluarkan hawa panas yang menandai bahwa rasa asam dari pasta berkurang.

Proses akhir pengolahan cokelat yang memisahkan jenis cokelat berdasarkan pengolahan susu. Dalam tahap ini biasanya dihasilkan cocoa butter dan cocoa powder. Cocoa butter biasa disebut cokelat putih karena warnanya seperti mentega. Dalam tahap ini pulalah, cokelat gelap atau dark chocolate biasanya dicetak dalam bentuk bar atau batangan.

Pembuatan Cokelat



Siapa sih yang tidak menggemari cokelat? Kebanyakan menyukai cokelat. Ada begitu banyak manfaat yang bisa didapat dari makanan/kudapan itu, meski kalau terlalu banyak juga tidak baik karena kandungan gula yang tinggi pada cokelat yang sudah diolah. Namun, pernahkah kita berpikir mengenai bagaimana pengolahan cokelat dari pohon cokelat?

Tahap awal dari proses pembuatan cokelat adalah pemanenan buah cokelat dari pohonnya.  Buah cokelat dipetik dari pohonnya. Pilihan buah yang dipanen menentukan kualitas cokelat. Sebab, hanya buah yang matang sempurna di pohon yang memberikan hasil terbaik dari sisi rasa maupun aroma.

Kemudian dilanjutkan dengan Fermentasi. Buah cokelat yang sudah dipetik kemudian menjalani masa fermentasi selama lima hari. Fermentasi menggunakan getah dalam buah coklat itu sendiri. Getah biji mengeluarkan enzim alami. Pada proses ini perlu pengawasan karena kalau terlalu lama, maka hasilnya tidak akan bagus.

Setelah itu biji cokelat yang telah difermentasi dikeringkan dan disortir dengan tangan. Pada tahap ini, biji akan dipilah-pilah berdasarkan berat jenisnya. Cara mudahnya adalah dengan menghitung berat per 100 gram. Dalam 100 gram biji coklat yang bagus, harus terdiri 80-90 biji. Lalu proses selanjutnya adalah pemanggangan. Tak cukup dikeringkan, biji coklat harus dipanggang supaya aromanya bisa keluar. Pada proses ini, tiap biji memiliki suhu dan waktu pemanggangan yang berbeda.

Jumat, 10 Oktober 2014

Kue Putu


Siapa yang tidak kenal dengan jajanan masa kecil ini? Putu, yang isiannya berupa gula merah dan ditaburi dengan kelapa parut. Kue putu (dari bahasa Jawa, puthu) adalah jenis makanan Indonesia berupa kue yang berisi gula jawa dan parutan kelapa, tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan dan dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.

Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau. Sejumlah pedagang masa kini mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan, meskipun dari segi kesehatan penggunaan PVC membahayakan.

Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu tradisional Indonesia itu sendiri.

Bakso


Jika hujan turun atau ketika sedang pilek, mungkin banyak orang yang suka dengan makanan berkuah panas yang berisi bola-bola daging. Hmm..., makan bakso ketika hari sedang dingin atau kondisi sedang tidak enak, pasti akan terasa sangat menyegarkan. Tahukah kalian mengenai sejarah Bakso sendiri?

Bakso sebenarnya berasal dari Tiongkok. Kata Bak dari Bakso memiliki arti daging babi dan so berarti makanan. Jadi, dulu, sebenarnya bakso merupakan makanan yang diolah dari daging babi. Namun, karena sebagian besar orang Indonesia beragama Islam, maka Bakso yang dibuat di sini pun disesuaikan dan rata-rata terbuat dari daging sapi, ayam, atau bahkan ikan. Tapi, tidak semua menyebut makanan ini sebagai bakso, di Surabaya orang-orang menyebutnya Bakwan yaitu Bak = daging sedangkan Wan = bundar jadi daging bundar.

Bakso sangat populer dan dapat ditemukan diseluruh pelosok Indonesia, penjualnya mulai dari pedagang kaki lima sampai restoran besar, hebat ya. Daerah yang terkenal menjadi pusat bakso adalah Malang dan Solo. Sajian bakso di kedua kota ini pun agak berbeda. Bakso Malang biasanya disajikan dengan pangsit dan siomay, sedangkan untuk bakso dari Solo biasanya dihidangkan dengan bihun serta sayuran sawi hijau.

Proses pengolahan bakso tidak sulit. Daging sapi yang tidak banyak lemak dihaluskan dengan es batu lalu ditambahkan bumbu, telur dan tepung tapioka dan tinggal di bentuk bulat-bulat, bisa dengan cara tradisional atau bisa dengan mesin.

Selasa, 07 Oktober 2014

Kulineran di kota Solo!


Solo dan Yogyakarta, keduanya merupakan daerah di mana kebudayaan jawanya masih terasa kental. Di kedua daerah itu pula, sejarah masa lampau, yaitu berupa Keraton masih bisa dilihat dan dikunjungi. Solo atau Surakarta..., kalau ingat dengan kota ini, entah kenapa yang terpikir adalah nasi liwet, timlo, dan serabi notosuman. Lah..., efek kalau tengah malam lapar itu ternyata bisa juga bermacam-macam, ya, hehehe....


Kuliner di Solo yang pernah saya cicipi adalah timlo dan serabi notosumannya saja. Kalau untuk nasi liwet, kayaknya pernah, tapi seingatan saya, sepertinya belum pernah makan, deh. #hlah. Timlo itu mirip soto, tapi kalau menurut saya sih lebih mirip seperti sup. Kuahnya jernih dan agak kekuningan, rasanya sedikit tajam, dan diisi dengan sayuran dan daging semacam bihun, ayam, jamur, wortel, ataupun kembang tahu. Makanan ini menyegarkan dan menghangatkan. Jika tidak suka dengan sejenis sup atau soto, Nasi Liwet mungkin bisa jadi alternatif saat kulineran di kota ini. Saat lewat di sini, saya sering melihat deretan pedagang kaki lima menjajakan nasi Liwet di sepanjang jalan.


Nasi Liwet dimasak dengan santan dan bumbu tanpa proses pengukusan di dandang, sehingga hasilnya adalah nasi putih yang lebih lembek dan harum. Nasi mirip seperti bubur tapi bukan bubur. Untuk penyajiannya biasanya dipakai pincuk (piring dari daun pisang), dengan lauk gulai labu siam, telur rebus atau telur dadar, suwiran ayam opor, dan potongan ati-ampela ayam, ditumpangi kepala santan atau santan kental yang disebut areh. Pendamping wajib dari nasi liwet biasanya rambak atau krupuk kulit.


Kalau untuk urusan cemilan, kita bisa membeli serabi notosuman yang sudah terkenal rasany yang enak dan gurih. Ada dua jenis serabi notosuman, yang putih dan satu lagi ada taburan cokelat mesesnya. Kita bisa memesan salah satunya atau minta campurannya. Makan 3 – 4 potong serabi biasanya sudah membuat kenyang, lho. Jadi, kalau sudah makan malam dan ingin menikmati serabi notosuman, harus dikira-kira berapa banyak yang mau dimakan supaya nggak kekenyangan. Next, ayo kita bahas mengenai event atau kesenian apa saj ayang ada di Solo :D

Senin, 06 Oktober 2014

Bubur-Bubur Yang Mengenyangkan



Selain bubur nasi yang bisa menjadi makanan utama, ada juga bubur-bubur lain seperti bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, bubur mutiara, bubur jagung, bubur candil, dan yang lainnya. Semua bubur ini terbuat dari biji-bijian dan rasanya pun bermacam-macam. Namun, jika dimakan dalam jumlah besar, bisa menimbulkan efek kenyang dan bahkan eneg, terutama kalau rasanya terlalu manis.

Bubur kacang hijau atau sebenarnya kacang hijaunya sendiri sebenarnya memiliki manfaat yang bagus bagi kesehatan. Kandungan nutrisi lengkap yang terkandung dalam kacang hijau, menjadikan makanan ini sebagai sumber makanan dengan segudang manfaat kesehatan, antara lain, membantu Penyerapan Nutrisi, mencegah Penyakit Jantung, mencegah Anemia, membantu Pertumbuhan.


Kemudian ada juga ketan hitam yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, mencegah Diabetes, menjaga Kesehatan Kulit Secara Alami, memperbaiki Kerusakan Sel Hati, mencegah Kanker dan Tumor, mencegah Anemia, memperlambat Penuaan, membersihkan Kolestrol dalam Darah, menyuburkan Rambut, membuat Otot Tubuh Menjadi Padat.

Macam-macam Bubur Yang Enak Dimakan


Mungkin di antara kalian ada yang suka dengan Bubur. Sejauh ini, yang ada di sekitar saya, kebanyakan merupakan Bubur Ayam. Tahu, kan, Bubur Ayam? Walau begitu, ternyata tiap-tiap daerah memiliki bubur Ayamnya sendiri.

Di Semarang misalnya, bubur ayam yang disukai ternyata yang berkuah semur. Jadi rata-rata bubur ayam yang ada di sini kuahnya bening kecokelatan dan cenderung manis. Sajiannya pun memiliki cakwe. Kalau Di jepara lain lagi, bubur yang dimakan biasanya berkuah opor dan rasanya gurih, tidak manis seperti sajian bubur Ayam di Semarang. Ada lagi bubur ayam cirebon, yang ada di jepara, malah sama sekali tidak memakai kuah dan hanya memakai kecap asin saja. Namun rasanya? Jangan ditanya, semua sama-sama enak. Selain bubur Ayam, mungkin kalian juga pernah mendengar bubur cakwe. Buburnya sedikit memiliki kemiripan dengan bubur ayam, hanya saja, ditaburi dengan banyak cakwe.

Ada juga bubur Abang-putih yang hanya keluar dalam saat tertentu. Jadi, bubur abangnya terbuat dari nasi yang telah diberi santan dan gula merah dengan rasa manis. Sedangkan bubur putihnya merupakan bubur putih biasa yang rasanya gurih. Kedua bubur ini sangat jarang dan hanya dibuat bila ada acara syukuran atau hajatan tertentu.
 
 
Blogger Templates